NPM : 12514412
KELAS : 3PA14
A. Controlling
Fungsi manajemen
1. Pengertian:
Adanya Pengawasan yang merupakan
suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
tercapai. Pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan
tujuan-I perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyipangan serta
mengambil tindakan koreksi yangdiperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber
daya perusahaan dipergunakan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisiensi dalam
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
2. Langkah-Langkahnya:
Ada beberapa tahap proses pengawasan
antara lain:
1.
Penetapan standard kegiatan
2.
Penentuan pengukuran kegiatan
3.
Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4. Membandingkan pelaksanaan kegiatan
dengan standard dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan.
5.
Mengambil tindakan pengoreksian bila dianggap perlu.
3. Tipe-tipe
Controlling:
Ada tiga tipe pengawasan, yaitu :
1) Pengawasan
pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya
penyimpangan dari standar atau tujuan
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum
suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.
2) Pengawasan
yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan.
Merupakan proses di mana aspek tertentu
dari suatu prosedur harus disetujui
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi
dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa
dilanjutkan, untuk menjadi semacam
peralatan "double check" yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3) Pengawasan umpan balik
Mengukur hasil-hasil dari
suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
Permasalahan yang dihadapi oleh eksekutif dalam pengawasan karena harus
melakukan koordinasi terhadap tiga
komunikasi, koordinasi, dan kerjasama
sangatlah vital, sehingga diperlukan
sekali perhatian terhadap masa1ah orang dan cara pengawasan terhadapnya (cara
kerja dan sikapnya).
4. Strategi
Controlling untuk sebuah Organisasi:
Merchant, seorang pakar management control
system, menawarkan tiga strategi agar sistem pengendalian dapat bekerja dengan
baik, yaitu melalui
a.
Pengendalian hasil (result control)
Sistem pengendalian yang memusatkan
perhatian pada hasil dari suatu kegiatan. Logikanya jika kita ingin tujuan
organisasi tercapai. Tujuan tersebut kita terjemahkan lagi menjadi
target-target tertentu. Target bisa bermacam-macam, misalnya suatu perusahaan kosmetik
menetapkan bahwa dalam satu bulan target penjualannya adalah 100 juta rupiah.
Kemudian target perusahaan tersebut dirinci lagi pada tiap-tiap tenaga
penjualan yang ada. Misalnya dalam perusahaan kosmetik tersebut terdapat lima
orang tenaga penjualan (sales person). Jadi masing-masing sales person
ditargetkan untuk dapat melakukan penjulan sebesar 20 juta rupiah. Tenaga
penjual yang mencapai target akan mendapatkan reward sedangkan yang tidak
mencapai target akan mendapatkan punishment. Namun bukan hanya hasil penjualan
saja sebagai result, hasil bagi bagian produksi per hari atau jumlah produk
yang tanpa cacat atau bisa juga biaya produksi per unit.
b.
Pengendalian aksi (action control)
Strategi controlling yang kedua adalah
pengendalian aksi. Pengendalian aksi adalah sistem pengendalian yang lebih
menekankan pada cara-cara orang ataupun elemen organisasi dalam menjalankan
tugas yang harus dikerjakannya. Disini terjadi apa yang disebut sebagai action
accountability, yaitu orang atau bagian organisasi harus mempertanggungjawabkan
apa yang dilakukannya. Prinsip yang digunakan adalah “pay for good action”,
yaitu kita memberikan isentif kepada orang-orang yang melakukan pekerjaan
dengan baik dan benar (good action)dan memberikan hukuman bagi yang tidak
melakukan pekerjaan dengan baik dan benar (poor action).
c.
Pengendalian orang (people control)
Merupakan pengendalian yang dilakukan
untuk mengatasi kekurangan dua tipe kontrol sebelumnya. People control
digunakan untuk membangun kesadaran bagi tiap individu untuk berusaha
mengendalikan diri sendiri. Dapat dilakukang dengan selecting and placement,
training, job design and provison of necessary resources.
B.
Kekuasaan & Pengaruh
1. Pengertian
Kekuasaan:
Kekuasaan adalah merupakan kemampuan
memengaruhi perilaku orang lain dan sebaliknya menolak pengaruh yang tidak
diinginkan. Tetapi patut diingatkan bahwa meskipun seseorang mempunyai
kemampuan memengaruhi, tidak berari bersedia melakukannya. Power atau kekuasaan
adalah kemampuan membuat oranglain melakukan apa yang diinginkan seseorang
untuk mereka lakukan (Gibson, Ivancevich, Donnelly, dan Konopaske, 2012 : 291).
Apabila digunakan dalam kebaikan organisasi, kekuasaan merupakan kekuatan
positif untuk mencapai evektifitas organisasi tingkat tinggi
2. Sumber-sumber
Kekuasaan:
Menurut Robbins dan Judge (2011) dasar
atau sumber kekuasaan dikelompokan dalam kategori formal power dan personal power. Formal power
didasarkan pada posisi individu dalam organisasi yang dapat berasal dari
kemampuan memaksa (coerce) atau menghargai atau dari kewenangan formal.
Sedangkan personal power bersumber pada karakteristik unik individu yang berupa
keahlian (expertise).
3. Pengertian
Dari Pengaruh:
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.”
Sementara itu, Surakhmad
(1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda
atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap
apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari
sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam
sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.
Jadi infuence atau
pengaruh adalah penggunaan perilaku aktual yang menyebabkan perubahan perilaku
atau sikap orang lain. Pengaruh adalah penggunaan perilaku actual yang menyebabkan
perubahan sikap atau perilaku seseorang atau kelompok organisasi. Pengaruh
(influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok di
bujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
harapan mereka yang mempengaruhi.
4. Pengaruh
Taktik dalam Organisasi
Hasil penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada
sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hughes et all,
2009), yaitu:
a. Persuasi
Rasional (rational persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain
tertarik.
b. Daya-tarik
Inspirasional (inspirational appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk
membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan
memberikan penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan,
kebutuhan, harapan, dan aspirasinya.
c. Konsultasi
(consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan
suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
d. Mengucapkan
kata-kata manis (ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap
bersahabat dalam memohon sesuatu.
e. Daya-tarik
Pribadi (personal appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap
loyal.
f. Pertukaran
(exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan
atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
g. Koalisi
(coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang
lain untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target
setuju.
h. Tekanan
(pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
i.
Mengesahkan (legitimacy), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya,
atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan
atau aturan organisasi. Dalam kenyataan, biasanya orang menggunakan beberapa
taktik secara sekaligus. Misalnya seseorang menggunakan Ingratiation
dikombinasikan dengan rational persuasion dan exchange atau personal.
5. Contoh
kasus tentang kekuasaan & Pengaruh pada sebuah Organisasi:
Penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan menjadi topik
terhangat akhir- akhir ini, kasus yang
paling sering kita dengar adalah “kasus korupsi” yang melibatkan pejabat –
pejabat negeri ini, dimana mereka yang
melakukan korupsi ini meggunakan kekuasaanya ataupun jabatanya untuk memperkaya
diri sendiri. Hal yang paling
mengejutkan diakhir tahun 2013
ini yaitu Kasus tertangkapnya Akil
Mochtar oleh KPK dimana dia telah menyalah gunakan kekuasaanya dan kewenanganya
untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri maupun orang-orang yang dekat
dengannya dan kasus ini bisa dikatakan sebagai Puncak kasus korupsi diindonesia
karena seperti yang kita tahu Mahkama konsitusi (MK) Lembaga hukum tertinggi di
indonesia. Ada sebuah pendapat yang mengemukakan bahwa Pelanggaran hukum yang
dilakukan oleh penguasa atau para pejabat negara terjadi dengan adanya
kesalahan kebijakan dan kekuasaan terhadap rakyatnya. John E.E Dalberg alias
Lord Acton (1834–1902), sejarahwan Inggris mengatakan, “kekuasaan cenderung
korup (jahat) dan kekuasaan mutlak paling jahat”. (“power tends to corrupt and
absolute power corrupts absolutely”).
Menurut saya itu bisa dibenerkan karena biasanya penyalahgunaan
kekuasaan (abuse of power) seperti korupsi ini dilakukan oleh para penguasa
atau orang yang memiliki kekuasaan
diamana dia cenderung menggunakan kesempatan untuk menyalahgunakan
jabatan atau kekuasaan manakala berada pada posisi yang memungkinkan untuk
memperkaya diri sendiri, orang lain & bersifat merugikan perekonomian
negara atau keuangan negara. Pada masa sekarang ini hampir setiap hari baik di
media massa baik media cetak maupun media elektronik selalu memberitakan korupsi. Saat satu orang di
hukum, satu lagi tertangkap, satu lagi jadi tersangka. Korupsi itu ibarat
sebuah siklus yang tak pernah mati, iya mati satu tumbuh seribu dan kasus
korupsi ini hampir terdapat di semua lembaga / kementrian yang ada di negera indonesia ini salah satu contohnya kasus korupsi “Hambalang” yang menyeret Mentrei Pemuda dan Olahraga
kita Andi Malarangeng , Nazarudin dan anggota DPR yaitu Angelina Sondak dimana pada kasus ini di duga mereka
telahmenyalahgunakan kewenangannya sehingga menimbulkan kerugian negara.
Perbuatan melawan hukum yang dilakukan terkait dengan pengadaan dan pembangunan
sarana prasarana pusat pelatihan olahraga Hambalang merugikan negara
hingga Rp 463,66 miliar. Jadi dengan
contoh kasus tadi dapat kita katakan penyalah gunaan kekuasaan berupa korupsi
di indonesia sangat merajalela dan sangat sulit dihilangkan karena sudah
mengakar, dimana korupsi ini tidak hanya
dilakukan oleh para elite pejabat saja tetapi juga oleh kalangan menengah
kebawah. Banyaknya kasus korupsi ini, menyadarkan kita bahwa terjadi kemunduran
moral bangsa. Dan tahun 2012 negara kita mendapat gelar negara terkorup
didunia, seharusnya kita malu dengan julukan seperti itu, dan pada saat ini
pemerintah juga sudah membuat suatu badan penanggulangan korupsi yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) .
Lembaga ini tergolong merupakan lembaga yang masih baru di banding lembaga
sebelumnya seperti Kepolisian ataupun Kejaksaan yang di nilai kurang efesien
dalam menangani tindak pidana korupsi. Oleh sebab itu sebagai penerus bangsa,
generasi muda perlu ditanamkan sejak dini tentang apa itu "korupsi"
dan apa dampak yang dirasakan oleh negara itu apabila korupsi sudah semakin
meningkat nantinya dan agar bangsa ini dapat diselamatkan juga untuk mengurangi
tingkat korupsi itu sendiri pada akhirnya, dan
agar generasi-genarasi muda
nantinya tidak melakukan korupsi,
serta meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang telah di percaya oleh rakyat
agar dapat merubah citra bangsa dari negara "terkorup di dunia". Wulan
Suci Chairunisak P -Jurusan Geografi FKIP Unisma Angkatan 2012
Saran:
Memang ebnar generasi muda jaman sekarang masih kurang
paham dengan apa itu korupsi maka harus elbih banyak sosialisasi tetntang hal
itu. Kita sebagai warga negara juga harus pantang melakukan korupsi, dan memantu
lembaga-lembaga yang memang tugasnya memberantas korupsi. Maka mulailah dari
diri sendiri untuk tidak korupsi yang demi kekuasaan semata.
DAFTAR PUSTAKA:
referensi: USU
digital library 7
Pratapa, A. (2009). The Art of Controlling People:
Strategi Mengendalikan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Yukl, G. (2015). Kepemimpinan dalam Organisasi.
Jakarta: PT Indeks.
Konopaske.R. (2007). Perilaku dan Manajemen Dalam
Organisasi. Jakarta : Erlangga
Robinson. (2008). Strategi Manajemen. Jakarta :
Salemba Empat
Santoso,J. (2006). Jalan Tikus Menuju Kekuasaan.
Jakarta : Gramedia
Wiyono.S. (2007). Manajemen Potensi Diri. Jakarta :
Grasindo
http://www.kompasiana.com/wulansuci/korupsi-contoh-dari-penyalahgunaan-kekuasaan-dan-wewenang_551fe1bfa33311fa29b674f1

